Kamis, 17 Juli 2008

Para Pemimpin Belum Tunjukkan Semangat Harkitnas

Jombang (ANTARA News) - Sejarawan dari Universitas Indonesia (UI) Dr Anhar Gonggong menyatakan, hingga saat ini para pemimpin nasional belum ada yang menunjukkan semangat Kebangkitan Nasional dalam mengatasi segala persoalan bangsa."Kalau boleh jujur saya katakan, sampai saat ini belum ada seorang pemimpin pun yang menunjukkan semangat Kebangkitan Nasional seperti yang pernah ditunjukkan oleh pendiri organisasi Boedi Oetomo satu abad yang lalu untuk berjuang melawan penjajah," katanya saat ditemui dalam acara "Renungan Seabad Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas)" di Ponpes Tebuireng, Jombang, Jatim, Selasa.Dia mengungkapkan masih banyaknya angka kemiskinan, pengangguran, dan belum sepenuhnya masyarakat mendapatkan keadilan dan kesejahteraan merupakan bukti nyata belum adanya semangat Kebangkitan Nasional pada jiwa para pemimpun itu."Tugas pemimpin adalah mensejahterakan rakyatnya. Selama belum ada semangat yang bisa membangkitkan rakyat untuk maju, maka jangan harap keadilan dan kesejahteraan di negeri ini akan terwujud," kata pengajar Agama dan Nasionalisme Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI itu.Anhar mengingatkan, awal terbentuknya bangsa ini dapat dilihat dari sejarah berdirinya Boedi Oetomo pada 1908. Boedi Oetomo yang didirikan dr Wahidin Soedirohusodo dan dr Soetomo adalah sebuah organisasi pertama yang ada di Indonesia.Organisasi yang awalnya dibentuk untuk membuka ruang pendidikan bagi penduduk pribumi itu akhirnya mampu menjangkau bidang sosial dan ekonomi yang kemudian secara perlahan-lahan memasuki ruang politik.Boedi Oetomo telah memberikan inspirasi lahirnya organisasi-organisasi seperti Indische Partij (1911), Sarekat Islam (1912), dan Nahdlatul Oelama (1926). "Melalui organisasi ini, perlawanan terhadap penjajah itu tidak hanya menggunakan senjata, seperti klewang, tombak, pedang, bedil, dan meriam, tapi bertumpu pada otak rasional," katanya.Dengan senjata itu, lanjut Anhar, maka menjalankan ide mengubah nasib negeri dan rakyatnya itu dapat dilakukan para pemimpin nasional hingga mengantarkan bangsa ini ke gerbang kemerdekaan pada 1945.Sayangnya banyak pemimpin nasional dan generasi muda sekararang ini yang tidak mengerti tentang Kebangkitan Nasional hingga kini. "Saya prihatin, pemerintah sekarang ini telah mengurangi jadwal pelajaran sejarah bahkan di beberapa sekolah malah tidak mengajarkan sejarah sama sekali," katanya.Padahal menurut dia, untuk menghadapi tantangan dan hari depan yang tidak mudah diterka itu diperlukan pemahaman yang baik terhadap situasi kelampauan sejarah.Sementara itu dalam kesempatan yang sama, mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ali Yafie mengatakan, kebangkitan Islam di Indonesia ini juga tidak terlepas dari lahirnya Boedi Oetomo itu."Termasuk lahirnya UUD 1945 juga berawal dari perjuangan para pemimpin Islam kita pada saat itu," kata tokoh NU kelahiran Donggala, Sulteng, 1 September 1926 itu.

Selasa, 15 Juli 2008

Hari Kebangkitan Nasional

TIDAK ADA PUNCAK PREAYAAN HARKITNAS 2007

Jakarta (ANTARA News) - Ketua Panitia Nasional Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-99 tahun 2007, Suprawoto mengatakan tahun ini tidak ada acara puncak peringatan Harkitnas 2007.

"Peringatan Harkitnas tahun 2007 ini, tidak mengagendakan acara puncak, artinya tidak diadakan acara kenegaraan secara khusus," kata Suprawoto dalam jumpa pers di kantor Depkominfo di Jakarta, Rabu.

Selain itu, Suprawoto mengatakan karena kebetulan 20 Mei 2007 jatuh pada hari Minggu, maka peringatan Harkitnas akan dilaksanakan serentak pada Senin, 21 Mei 2007.

"Upacara memperingati Harkitnas tersebut akan dilaksanakan oleh semua kantor, lembaga, instansi pemerintah dan swasta di seluruh Indoneisa, termasuk seluruh lembaga pendidikan semua tingkatan, baik negeri maupun swasta, serta kantor lembaga negara, dan seluruh kantor perwakilan RI yang ada di luar negeri," kata Suprawoto yang juga Kepala Kepala Badan Informasi Publik (BIP) Depkominfo itu.

Meskipun tidak ada acara puncak, Suprawoto mengatakan pihaknya telah dan akan mengadakan rangkaian acara peringatan Harkitnas ke-99 tahun 2007, antara lain rangkaian lomba, sarasehan, seminar, pameran foto dan ziarah ke taman makam pahlawan.

Untuk lomba, panitia nasional Harkitnas 2007 mengadakan rangkaian lomba pidato, lomba melukis, lomba menyanyikan lagu-lagu perjuangan, lomba penulisan Harkitnas di media cekta, dan lomba majalah dinding tingkat SD, SMP DAN SMU yang telah dibuka secara resmi oleh Menteri Kominfo di Gedung Stovia, 14 Mei 2007.

"Untuk sarasehan telah dilakukan 14 Mei di Gedung Stovia. Sedangkan Seminar dilakukan di Gedung Bidakara tanggal 16 Mei 2007, dengan narasumber Ketua MPR Hidayat Nurwahid, Komarudin Hidayat dari IAIN," kata Suprawoto.

Panitia Nasional Harkitnas 2007 juga mengadakan forum sarasehan dan seminar atau dialog interaktif di berbagai kota di Indonesia.

Selain itu, Depkominfo bekerjasama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Dewan Pers dan Pengelola Gedung STOVIA juga mengadakan pameran perjalanan pers di Gedung Stovia Jakarta Pusat.

"Pameran perjalanan pers dari tanggal 14 sampi 20 Mei 2007. Pameran itu menampilkan foto-foto tentang perjalanan pers dari dokumentasi PWI," tambah Suprawoto.

Googling